TUGAS 1
KEPEMIMPINAN
Para pemimpin tidak dilahirkan, tetapi diciptakan.
Namun, semakin diterima bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus
memiliki pengalaman, pengetahuan, komitmen, kesabaran, dan yang paling penting
keterampilan bernegosiasi dan bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan dari segi teori
kontemporer dibagi menjadi 3 perspektif yaitu :
1. kepemimpinan sebagai
proses atau hubungan
2. kepemimpinan
sebagaikombinasi dari sifat-sifat atau karakteristik kepribadian
3. kepemimpinan sebagai
perilaku tertentu atau, karena lebih sering disebut, keterampilan kepemimpinan.
Dalam teori kepemimpinan yang lebih dominan,
terdapat anggapan bahwa, setidaknya sampai taraf tertentu, kepemimpinan adalah
proses yang melibatkan pengaruh dengan sekelompok orang terhadap realisasi
tujuan
Prinsip-prinsip kepemimpinan adalah fenomena
yang dipelajari secara umum. Berikut
adalah prinsip dasar kepemimpinan dan sarana untuk
menerapkannya:
a.
Mahir secara teknis: Sebagai seorang pemimpin, Anda harus mengetahui
pekerjaan Anda dan memiliki keakraban yang kuat dengan tugas-tugas karyawan
Anda yang berbeda
b.
Kembangkan rasa tanggung jawab pada pekerja Anda: Membantu mengembangkan
sifat-sifat karakter yang baik yang akan membantu mereka melaksanakan tanggung
jawab profesional mereka
c.
Pastikan tugas dipahami, diawasi, dan diselesaikan: Komunikasi adalah
kunci. Seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi secara efektif.
d.
Terus beri tahu pekerja
Anda: Ketahui cara berkomunikasi dengan tidak hanya staf junior, tetapi juga
staf senior dan orang-orang penting lainnya;
e.
Kenalilah orang-orang
Anda dan awasi kesejahteraan mereka: Pahami betul sifat dasar manusia dan
kenali pentingnya merawat dengan tulus pekerja Anda;
f.
Kenali diri Anda dan
cari peningkatan diri: Untuk mengenal diri sendiri, Anda harus memahami siapa
diri Anda, apa yang Anda ketahui, dan apa yang dapat Anda lakukan
(atribut).
g.
Membuat keputusan yang
tepat dan tepat waktu: Gunakan alat pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
dan perencanaan yang baik;
h.
Mencari tanggung jawab
dan bertanggung jawab atas tindakan Anda: Cari cara untuk membimbing organisasi
Anda ke tingkat yang baru. Ketika ada masalah, jangan salahkan orang lain.
Gaya kepemimpinan adalah pendekatan yang digunakan
untuk memotivasi pengikut. Kepemimpinan bukanlah fenomena "satu ukuran
cocok untuk semua". Gaya kepemimpinan harus dipilih dan disesuaikan agar
sesuai dengan organisasi, situasi, kelompok, dan individu. Oleh karena itu
berguna untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang gaya yang berbeda karena
pengetahuan tersebut meningkatkan alat yang tersedia untuk memimpin secara
efektif. Berikut adalah jenis-jenis gaya
kepemimpinan:
1. Gaya
Kepemimpinan Kharismatis
Gaya
kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang mampu menarik atensi
banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang
merupakan anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah
kuning. Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang.
Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya
pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi
perubahan dan tantangan. Namun, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini
bisa saya analogikan dengan peribahasa “ Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”.
2. Gaya
Kepemimpinan Otoriter
Gaya
kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam
gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan.
Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk
mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.
3. Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara
luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis
pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih.
Pada gaya
kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan.
Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
4. Gaya
Kepemimpinan Moralis
Gaya
kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai
bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang
pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin
bergaya moralis pada dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan
para bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang -orang
datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin
bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa
tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
TUGAS 2
Lalu apa perbedaan yang
mencolok pada masa kepemimpinan orde baru dan reformasi?
1. Menyampaikan
Pendapat
Kebebasan untuk menyampaikan pendapat pada masa orde baru
terbatas dan ruang gerak pers juga dibatasi. Sedangkan pers pada masa reformasi, masyarakat dan pers memiliki kebebasan untuk
menyampaikan pendapat termasuk sampai memberikan saran serta kritik kepada
pemerintah secara terbuka tanpa perlu ada yang ditakutkan.
2. Perbedaan
Aturan Hukum
Pada masa orde lama banyak terjadi ketidak adilan dan
rekayasa pada proses peradilan. Pembagian kekuasaan dalam hukum juga tidak
sesuai dengan amanah UUD 1945. Sementara pada masa reformasi, penyimpangan
telah diperbaiki secara menyeluruh dengan batasan wewenang kekuasaan yang jelas
antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif yang diatur dengan tegas
dalam undang – undang.
3. Perbedaan Politik
Perbedaan orde baru dan era reformasi juga terjadi
pengelompokan dan penyusutan partai politik yang didasarkan pada kesamaan
program yang dimiliki, sehingga pemilu diikuti oleh hanya tiga partai politik pada masa
orde baru yang berasas Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia sebagai
bagian dari sejarah partai politik di Indonesia. Pada masa reformasi bermunculan banyak
partai sebagai akibat dari sistem multi partai yang diaktifkan kembali.
TUGAS 3
Kenapa tidak semua
pejabat tidak berhasil naik kelas level kepemimpinannya?
Karena banyak
pemimpin yang kurang memperhatikan aspirasi yang di sampaikan oleh masyarakat
dan lebih mementingkan untuk kepentingan diei sendiri yaitu mencari jabatan
agar mengamankan posisi di dalam pemerintahan padahal hal tersebut dapat
mengakibatkan permasalahan dan tantangan kedepan dalam memimpin. Seharusnya
pemimpin lebih bisa hadir dan mendengarkan masyarakat bukan hanya mencari
kepentingan pribadi apalagi hanya sebatas golongan tertentu
4.Sebutkan 3
kepala daerah!
1. Bambang Koesbandono: adalah Bupati Magetan
yang menjabat dari tahun 1978 hingga tahun 1983. Bambang Koesbandono sebelumnya
adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang pernah menjabat sebagai Sekretaris
Wilayah Daerah Kabupaten Tuban.
2. Drg. .H.Mohammad Sihabudin: adalah
Bupati Magetan yang menjabat dari tahun 1983 hingga tahun 1988. Mohammad
Sihabudin dilantik sebagai bupati pada 13 Mei 1983, sebelumnya berkarier
sebagai dokter militer di Rumah Sakit Angkatan Udara di Bandara Iswahyudi.
3. Drs. KRA Sumantri Noto Adinagoro,
MM: Beliau menjabat sebagai bupati pada periode 2008-2013. Beliau dinilai
sebagai bupati yang sukses karena Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten
Magetan pada 2009-2010 lebih tinggi dari pada IPM Kabupaten Pacitan, Ponorogo,
Madiun, Ngawi bahkan Provinsi Jawa Timur. Beliau dulu adalah berprofesi sebagai
birokrat sekaligus politisi dari partai PDI Perjuangan.
5.Bagaimana cara
pemimpin mendapatkan dan menggunakan keukasaannya?
. Kepemimpinan menjadi salah satu
faktor penting bagi keberhasilan sebuah organisasi. Untuk itu, ada beberapa
sikap kepemimpinan dalam organisasi yang perlu diterapkan oleh seorang
pemimpin, diantaranya:
1. Menjalin kedekatan dengan anak buah
Kepemimpinan dalam
organisasi akan menjadi lebih efektif jika seorang pemimpin telah mendapat
respek dari anak buah. Hal ini bisa dibangun dengan menjalin kedekatan dengan
mereka, sehingga mereka akan percaya dan mau mengikuti arahan Anda.
2. Memberikan semangat dan motivasi
Kepemimpinan dalam
organisasi bukan melulu soal pangkat dan jabatan, tetapi kepemimpinan adalah
bagaimana seorang pemimpin dapat memberikan semangat dan motivasi, bahkan untuk
setiap hal kecil dari pekerjaan yang anak buah Anda lakukan.
3. Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
Kepemimpinan dalam
organisasi adalah tentang kepercayaan. Berikan anak buah Anda kepercayaan dan
tanggung jawab yang lebih dalam melakukan tugas mereka. Jika ada hal yang tidak
sejalan, jangan langsung menghakimi. Berikanlah feedback agar ke depannya
mereka tidak takut salah dalam mengambil sebuah keputusan.
Selain cara tersebut ada beberapa
cara yang bernama tatktik mempengaruhi orang lain yang bias digunakan untuk
memperolrh kekuasaan antara lain:
1. Persuasi
Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan
menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar
orang lain
tertarik.
2. Daya-tarik
Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan
antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan
yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan,
harapan, dan
aspirasinya.
3. Konsultasi
(Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi
dalam pembuatan
suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan
kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap
bersahabat dalam memohon sesuatu.
5. Daya-tarik
Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman
atau karena
dianggap loyal.
6. Pertukaran
(Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
memberikan sesuatu
keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target,
sebagai imbalan
atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi
(Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari
orang lain untuk
membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target
setuju.
8. Tekanan (Pressure),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam
meminta sesuatu.
9. Mengesahkan
(Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa
suatu permintaan
adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi
Seorang Pemimpin ataupun Manajer
sering memerintahkan anggota tim atau bawahannya untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Dengan pemberian perintah dan dituruti oleh bawahannya,
berarti Pemimpin ataupun Manajer tersebut telah menggunakan kekuasaannya dalam
organisasi. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan Kekuasaan (Power) adalah
kemampuan memengaruhi orang lain untuk bersedia untuk melakukan sesuatu yang
diinginkannya. Kemampuan untuk memengaruhi orang lain merupakan inti penting
dari Kepemimpinan. Pada dasarnya, Kekuasaan seseorang dalam suatu perusahaan
berasal dari posisi yang ditempatinya atau otoritas yang dimilikinya dalam
organisasi.
Penggunaan
Kekuasaan oleh seorang pemimpin dalam berorganisasi menimbulkan dua dampak yaitu dampak Positif
dan dampak Negatif. Penggunaan Kekuasaan yang efektif akan meningkatkan
motivasi bawahannya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Sebaliknya, penggunaan kekuasaan yang tidak efektif oleh seorang pemimpin akan
mengakibatkan dampak negatif sehingga pekerjaan ataupun tugas yang diberikan
kepada bawahannya tidak dalam dilaksanakan dengan baik.
6.Berikan
penilaian saat beliau pension sudah sampai level berapa?
Setelah saya mengamati dan memahami
tentang posisi kepemimpinan seorang kepala daerah saya mendapatkan hasil bahwa
kepala daerah yang saya saya pelajari yaitu 1.Bambang Koesbandono adalah bupati
magetan pada tahun 1978 sampai 1983, meurut saya bapak Bambang ini berada pada
posisi kepemimpinan level 1 karena semasa beliau menjabat beliau mendapat
kepercayaan dari masyarakat untuk mempin kabupaten Magetan selama 5 tahun
kedepan pada waktu itu. Pada rutinitas bekerja sehari-hari sebagai Bupati
beliau berinteraksi dengan birokrat cuman hanya untuk menandatangani berkas dan
berkomunikasi hanya sebatas bos dan anak buah. Kemudian yang ke 2. Drg.
.H.Mohammad Sihabudin adalah bupati Magetan pada tahun 1983 sampai 1988 saya
menilai beliau berada posisi kepemimpinan level 1 karena pada masa beliau
menjabat sedang berada pada masa orde baru dimana masa orde baru itu terkenal
dengan system pemerintahan yang otoriter sehingga hubungan bapak Sihabudin
dengan masyarakat tidak terjalin secara akrab, begitu pula dengan birokratnya.
Kemudian yang ke 3. Drs. KRA Sumantri Noto Adinagoro, MM adalah bupati Magetan
pada tahun 2008 sampai 2013 dan 2013 sampai 2018 saya menilai bapak Sumantri
ini berhasil menduduki posisi kepemimpinan level 2 satu tingkat lebih unggul
dibandingkan dengan bupati yang saya bahas diatas. Saya menilai bapak Sumantri
ini sudah di beri kepercayaan oleh masyarakat Magetan selama dua periode, hal
tersebut membuktikan bahwa antara bapak Sumantri sebagai bupati dengan
masyarakat sudah terjadi kontak batin serta mulai ada chemistry, selama
menjabat bupati bapak Sumantri berhasil meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
pada tahun 2009-2010.
7. Kepala daerah
tersebut termasuk negarawan atau politisi?
Bapak Bambang Koesbandono sebelum
menjabat sebagai bupati Magetan tahun 1978-1988 beliau adalah seorang Pegawai
Negeri Sipil yang bertugas sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, kemudian
bapak Mohammad Sihabudin sebelum menjabat sebagai bupati tahun 1983-1988 beliau
adalah seorang dokter militer yang bertugas di rumah sakit TNI angkatan udara
Iswahyudi